Anak Kecil Juga Bisa Menerapkan Nilai Pancasila

Anak Kecil Juga Bisa Menerapkan Nilai Pancasila

praktik-pancasila-di-tingkat-lokal

Guru : Anak-anak, hari ini kita akan lanjutkan pelajaran PKN. Apakah kalian sudah siap?
Siswa : Siaaapppp. (jawab siswa serentak)
Guru : Oh iya, sebelum melanjutkan saya ingin bertanya pada kalian tentang pelajaran yang lalu. Apakah dasar negara kita?
Siswa : Pancasila
Guru : Bagus, jawaban kalian betul. Selanjutnya, apakah lambang negara kita?
Siswa : Burung garuda
Guru : Wah betul lagi, apa semboyan negara Indonesia?
Siswa: Bhineka Tunggal Ika
Guru : Diambil dari buku apa?
Siswa : Sotasoma
Guru : Karangan siapa?
Siswa :Mpu Tantular

I tulah sedikit percakapan dan tanya jawab saya dengan siswa di dalam kelas saat pelajaran IPS kelas 4 bab Keragaman Budaya Indonesia beberapa minggu yang lalu. Dari percakapan itu saya merasa kalau siswa kami sudah mengetahui tentang negara kita terutama dasar negara Indonesia ( tapi tidak sehebat para pakar pemerintahan). Materi itu juga kita sudah pernah dapatkan sewaktu kita sekolah zaman dahulu. (Masih ingat kan…?).
Jika agak lupa mari kita mengulang bersama dan mengingatnya kembali. Simak bacaan berikut ini ya:


Arti dan Makna Lambang dan Simbol Negara

Garuda Pancasila adalah Lambang negara Indonesia, yang memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang artinya artinya (Meskipun Berbeda-beda tetapi tetap satu Jika). Lambang negara Indonesia berbentuk burung Garuda dengan kepala menghadap ke sebelah kanan. Yang merancang lambang ini adalah Sultan Hamid II, namun disempurnakan oleh Bung Karno, diresmikan sebagai lambang negara pada 11-Februari-1950 .

Deskripsi dan arti filosofi Lambang Negara

Garuda memiliki sayap, paruh, cakar dan ekor yang melambangkan tenaga dan kekuatan pembangunan.

  • Jumlah bulu sayap ada 17 artinya tanggal 17
  • Jumlah ekor garuda ada 8 artinya bulan ke delapan (agustus)
  • Jumlah bulu dibawah periasai/pangkal ekor 19 dan bulu dileher 45 artinya tahun 1945.

Maka disimpulkan bulu garuda melambangkan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

PERISAI

perisai-pancasilaPada perisai terdapat lima buah ruang yang mewujudkan dasar negara Pancasila.

Makna Sila 1, Ketuhanan Yang Maha Esa dilambangkan dengan Perisai hitam dengan sebuah bintang emas berkepala lima menggambarkan agama-agama besar di Indonesia, Islam, Buddha, Hindu, Kristen, dan juga ideologi sekuler sosialisme.

Makna Sila 2, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dilambangkan Rantai yang disusun atas gelang-gelang kecil ini menandakan hubungan manusia satu sama lain yang saling membantu, gelang yang persegi menggambarkan pria sedangkan gelang yang lingkaran menggambarkan wanita.

Makna Sila 3, Persatuan Indonesia. dilambangkan dengan pohon beringin .. Hal ini mencerminkan kesatuan dan persatuan Indonesia. Pohon Beringin juga mempunyai banyak akar yang menggelantung dari ranting-rantingnya. ini mencerminkan Indonesia sebagai negara kesatuan namun memiliki berbagai latar belakang budaya yang berbeda-beda (bermacam-macam).

Makna Sila 4, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan. yang disimbolkan dengan kepala banteng pada bagian kanan atas perisai berlatar merah. Lembu liar atau Banteng merupakan binatang sosial, sama halnya dengan manusia cetusan Bung Karno dimana pengambilan keputusan yang dilakukan secara musyawarah, kekeluargaan dan gotong royong merupakan nilai-nilai yang menjadi ciri bangsa Indonesia.

Makna Sila 5, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. dilambangkan dengan padi dan kapas di bagian kanan bawah perisai yang berlatar putih. kapas dan padi (mencerminkan pangan dan sandang) merupakan kebutuhan pokok semua masyarakat Indonesia tanpa melihat status maupun kedudukannya. ini mencerminkan persamaan sosial dimana tidak adanya kesenjangan sosial anatara satu dan yang lainnya.


Nah, Sekarang sudah ingat kembali materi itu? ( Hem.. jangan-jangan tidak dibaca dan langsung baca tulisan ini hahaha)

Materi pelajaran memang sangat mudah dihafalkan tetapi pelaksanaannya yang sulit diaplikasikan oleh kita. Namun, sebagai warga yang baik seharusnya kita tetap berusaha agar selalu menjadi warga yang baik dan mengedepankan kedamaian bersama.

Tak mau ketinggalan siswa ini yang rata-rata umur mereka sekitar 10 tahunan, mereka bisa menghafalkan materi itu dan ternyata mereka sudah menerapkan dikehidupan sehari-hari khususnya di sekolah. Dan tak tanggung-tanggung mereka menerapkan semua sila yang ada dalam kehidupan keseharian ( sila satu sampai sila lima). Tidak percaya? Kita intip kegiatan mereka.

1. Nilai Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa.

sila-ke-1

Siswa selalu menjalankan sholat dhuha sebelum pelajaran di mulai dan sholat dhuhur diistirahat kedua. Selain mempelajari pelajaran umum  mereka tetap semangat belajar membaca Al-quran dan menghafalkan ayat – ayat Al-Qur’an paling sedikit hafal juz ke 30 sebagai syarat mereka lulus..

penerapan-sila-ke-satu-pancasila

 

2. Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

sila-ke-2

Untuk mensyukuri nikmat dari Allah SWT, siswa minimal satu tahun sekali berbagi dengan dengan sesama, terutama pada saat bulan Ramadhan dengan berbagi zakat fitrah dan berbagi daging pada saat Idul Adha. Dan tak hanya itu, siswa dibiasakan untuk membantu teman atau guru misalnya dengan cara membagikan buku tugas atau ulangan harian secara bergantian.

Lamanya waktu di sekolah bersama teman tidak membuat mereka bosan satu sama lain tetapi sebaliknya, pada saat makan siang mereka makan bersama-sama dan saling berbagi atau bertukar makanan. Jika ada siswa yang tidak suka menu katering sekolah biasanya akan dikasihkan teman yang mau lauknya, tetapi teman yang dikasih akan menukar dengan lauk yang disenangi. Tak hanya itu, jika mereka tidak suka dengan menu minuman katering akan dikasihkan teman yang lain tanpa meminta gantinya. Kebiasaan inilah yang membuat meraka makin menyayangi antar teman.

contoh-sila-ke-dua-pancasila

3. Nilai Persatuan Indonesia

sila-ke-3

Setiap hari senin siswa mengikuti upacara dengan tertib di halaman sekolah sebagai bentuk kegiatan nasionalisme, pada saat upacara mereka berlatih untuk disiplin, tertib dan lebih mencintai negaranya, tak hanya sekedar mengikuti saja tetapi siswa juga diberi kesempatan untuk menjadi petugas upacara dengan harapan mereka akan terbiasa menjadi siswa yang bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan dan belajar menjadi seorang pemimpin.

upacara

Di sekolah memiliki program kegiatan yang dinamakan Contextual Teaching And Learning (CTL) yaitu kegiatan yang belajar pada sumber aslinya dengan tujuan siswa lebih memahami materi tersebut karena melakukan/melihat secara langsung dan pastinya membuat siswa lebih mengenal. Dan dikesempatan tahun ini siswa kelas 4 belajar di Teksas Wonocolo. Mengapa disini ? (Bukan rekreasi loh) . Karena dimateri kelas 4 ada bab yang membahas tentang sumber daya alam yang tidak dapat diperbaruhi contohnya minyak bumi, maka kami mengajak mereka untuk melihat bagaimana cara mengambil minyak bumi dan memproses terbentuknya minyak bumi yang membutuhkan waktu yang sangat lama sehingga memberi pelajaran pada mereka untuk selalu menghemat penggunaan minyak bumi dan menjaga alam sekitar.

wonocolo-tambang-minyak

4. Nilai Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijasanaan/Permusyawaratan

sila-ke-4

Melaksanakan segala aturan dan keputusan bersam dengan ikhlas dan bertanggung jawab.

Di sekolah siswa dibiasakan untuk membuat aturan dan kesepakatan kelas, dimana aturan itu dibuat dengan tujuan pembelajaran di kelas berjalan dengan baik. Aturan-aturan itu dibuat berdasarkan usulan dari siswa serta disetiap aturan akan diberikan konsekwensi logis. Jadi siswa akan mengetahui apa yang akan didapat jika dia melanggar aturan tersebut. Dan aturan ini biasanya dibuat diawal tahun ajaran baru.

penerapan-sila-ke-4-pancasila

5. Nilai Keadilan Sosial Bagi Seluru Rakyat Indonesia

sila-ke-5

Saat waktu istirahat telah tiba, siswa memanfaatkannya untuk bermain bersama temannya, permainan mereka lakukan dengan siapa saja tanpa membedakan kaya miskin, besar kecil dan lainnya. Mereka suka permainannya bukan suka dengan siapa mereka bermain.

contoh-sila-ke-5

Itulah sedikit cerita singkat yang bisa saya bagi di festival HAM 2016 dari pengamatan tingkah laku anak didik di kelas. Saat melihat itu begitu bahagaianya hati ini karena bisa menemani mereka untuk mencapai cita-citanya dan menemani mereka menerapkan nilai-nilai pancasila dikehidupan sehari-hari mereka.

Dengan demikian untuk menerapkan nilai-nilai pancasila sebenarnya mudah, menerapkan pancasila tidak harus ditunjukkan dengan kegiatan yang besar dan rumit tetapi menerapkan nilai-nilai pancasila harus “DIMULAI DARI DIRI SENDIRI DAN DIMULAI DARI SEKARANG” dengan begitu akan memberikan dampak yang besar dikemudian har. Selain itu, menerapkan nilai-nilai pancasila itu tidak hanya dikhususkan untuk orang dewasa tetapi anak kecilpun harus mampu melaksanakannya demi Indonesia tetap aman, tentram dan terus jaya.

 kartun-bhineka-tunggal-ika

7 Comments

    • wuih..tidak hanya krisis moneter tapi juga krisis nasionalis hehehe.
      Memang betul pak prof rois, sekarang lagi marak jiwa nasionalisnya luntur. mudah di adu domba dan merasa benar sendiri

Leave a Reply