1.1.a.8. Koneksi Antar Materi – Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1

1.1.a.6. Demonstrasi Kontekstual new
1.1.a.6. Demonstrasi Kontekstual new

1.1.a.8. Koneksi Antar Materi – Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1

Nama : Nurul Hidayah
CGP : Angkatan 5
Dari : Kabupaten Bojonegoro – Jawa Timur
Sekolah : SD Muhammadiyah 2 Bojonegoro

1.1.a.6. Demonstrasi Kontekstual new
1.1.a.6. Demonstrasi Kontekstual new

1. Kerangka pemikiran KHD

Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara

Pengertian

Pendidikan diartikan sebagai ‘tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak’. Maksud Pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Pendidikan itu menuntun

Bahwa hidup tumbuhnya anak itu terletak di luar kecakapan atau kehendak kita kaum pendidik. Anak-anak itu sebagai makhluk, manusia, dan benda hidup, sehingga mereka hidup dan tumbuh menurut kodratnya sendiri.

Sehingga seorang pendidik menjadi salah satu faktor dalam pembentukan seoarang anak-anak.

Namun, di sini guru hanya mampu memaksimalkan yang sudah baik dalam di anak dan tidak menegaskan pada hal-hal yang kurang baik bagi anak. Seperti sebuah teori yang terkenal dengan nama convergentie-theorie. Teori ini mengajarkan, bahwa anak yang dilahirkan itu diumpamakan sehelai kertas yang sudah ditulisi penuh, tetapi semua tulisan-tulisan itu suram. Lebih lanjut menurut aliran ini, pendidikan itu berkewajiban dan berkuasa menebalkan segala tulisan yang suram dan yang berisi baik, agar kelak nampak sebagai budi pekerti yang baik. Segala tulisan yang mengandung arti jahat hendaknya dibiarkan, agar jangan sampai menjadi tebal, bahkan makin suram.

Seorang pendidik selain menjadi penuntun hal yang perlu dimiliki adalah kemampuan untuk menguasai Diri. Dalam Pendidikan Budi Pekerti karena setiap anak memimiliki watak yang berbeda. Yakni, Pertama, dinamakan bagian yang intelligible, yakni bagian yang berhubungan dengan kecerdasan angan-angan atau pikiran (intelek) serta dapat berubah menurut pengaruh pendidikan atau keadaan. Kedua, dinamakan bagian yang biologis, yakni bagian yang berhubungan dengan dasar hidup manusia (bios = hidup) dan yang dikatakan tidak dapat berubah lagi selama hidup.

Macam-Macam Budi Pekerti

Banyak sekali teori budi pekerti yang berkembang salah satunya adalah dari Prof. Spranger membagi budi pekerti menjadi 6 jenis:

  1. Kekuasaan (machtsmensch),
  2. Agama (religious mench),
  3. Keindahan (kunstmensch),
  4. Kegunaan atau faedah (nutsmensch atau econimisch mensch),
  5. Pengetahuan atau kenyataan (wetenschaps) dan
  6. Menolong mendermakan atau mengabdi (sociale mensch).

Metode Montesori, Frobel dan Taman Anak

Perbedaannya adalah :

a. Montessori mementingkan pelajaran panca indra, hingga ujung jari pun dihidupkan rasanya, menghadirkan beberapa alat untuk latihan panca indra dan semua itu bersifat pelajaran. Anak diberi kemerdekaan dengan luas, tetapi permainan tidak dipentingkan.

b. Frobel juga mendjaikan panca indra sebagai konsentrasi pembelajarannya, tetapi yang diutamakan adlah permainan anak-anak, kegembiraan anak, sehingga pelajaran panca indra juga diwujudkan mengjadi barang-barang yang menyenangkan anak. Namun, dalam proses pembelajarannya anak masih diperintah.

c. Taman Siswa bisa dikatakan memakai kedua metode tersebut, akan tetapi pelajaran paca indra dan permainan aka itu tidak dipisah, yaitu dianggap satu. Sebab, salam Taman Siswa terdapat kepercayaan bahwa dalam segala tingkah laku dan segala kehidupan anak-anak tersebut sudah diisi Sang Maha Among (Pemelihara) dengan segala alat-alat yang bersifat mendidik si anak.

Jika melihat perbedaan di atas, kita harus berbangga karena Indonesia sebenarnya sudah memiliki metode yang hampir sama dengan tersebut yaitu Metode Kodrat Iradat (Natur dan Evolusi). Bisa juga dinamakan metode Kaki Among Nini Among, yaitu metode Among Siswa. Hal ini ditunjukkannya beberapa permainan yang dapat memaksimalkan panca indra dan permainan misalnya permainan dakon, cublak-cubak suweng dan kubuk

2. Asas Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya.

KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya.jpg

Manusia merdeka adalah manusia yang hidupnya lahir atau batin tidak tergantung pada orang lain, akan tetapi bersandar atas kekuatan sendiri. Pendidikan menciptakan ruang bagi murid untuk bertumbuh secara utuh agar mampu memuliakan dirinya dan orang lain (merdeka batin) dan menjadi mandiri (merdeka lahir).

3. Dasar Dasar Pendidikan yang Menuntun

Dalam proses “menuntun”, anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang ‘pamong’ dapat memberikan ‘tuntunan’ agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar. Anak juga secara sadar memahami bahwa kemerdekaan dirinya juga mempengaruhi kemerdekaan anak lain. Oleh sebab itu, tuntutan seorang guru mampu mengelola dirinya untuk hidup bersama dengan orang lain (menjadi manusia dan anggota masyarakat).

seorang pendidik menuntun

4. Kodrat Alam dan Kodrat Zaman

Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama”

Dua zaman ini saling berkaitan, artinya kita sebagai pendidik harusnya mampu mengajar disesuaikan dengan keadaan zaman misalnya saat ini teknologi adalah hal yang perlu dikuasai dan diterapkan namun saat menerapkan tersebut harus tetap menyaring sesuai dengan keadaan sekitar kita (kodrat alam).

5. Budi Pekerti

Menurut KHD dalam pembentukan budi pekerti hal yang utama adalah keluarga. keluarga menjadi tempat yang utama dan paling baik untuk melatih pendidikan sosial dan karakter baik bagi seorang anak. Keluarga merupakan tempat bersemainya pendidikan yang sempurna bagi anak untuk melatih kecerdasan budi-pekerti (pembentukan watak individual). Keluarga juga merupakan sebuah ekosistem kecil untuk mempersiapkan hidup anak dalam bermasyarakat dibanding dengan institusi pendidikan lainnya.

======================================================

Setelah mempelajarai modul ini saya dapat belajar hal-hal baru yang dapat memabntu saya menjadi seorang pendidik yang lebih baik lagi.

Sebelumnya saya akan menuliskan beberapa hal yang pernah saya lakukan sebelumnya.

  1. Selama ini saya mendidik dengan gaya zaman dulu, sehingga gaya mengajar dan pendekatan saya masih mengikuti guru yang mengajar saya di waktu itu, padahal dalam mendidik perlu memperhatikan kodrat alam dan kodrat zaman.
  2. Dalam menentukan sebuah pilihan guru adalah yang utama, sehingga saat menentukan sebuah keputusan dan pilihan sayalah yang menjadi aktor utama.
  3. Penjastifikasi kesalahan siswa tanpa konfirmasi. Biasanya ketika siswa melakukan sebuah kesalahan kita langsung menyalakan secara langsung, siswa hanya di beri kesempatan sedikit waktu untuk konfirmasi.

Namun, setelah memahami filosofi KHD membuat mind set sebagai pendidik saya berubah, antara lain:

  • Saya akan menjadi pendidik yang dapat mengikuti zaman namun tetap mempertimbangkan kodrat alam yang ada di tempat saya khususnya Bojonegoro.
  • Ketika memutuskan sesuatu, saya tidak lagi menjadi oaktor utama, namun saya hanya sebagai modearator ataupun sebagai pengambil kesimpulan setelah pendapat siswa telah disampiakan.
  • Ketika siswa melakukan kesalahan saya, saya akan memberi ruang dan waktu untuk siswa menjelaskan latar belakang mengapa melakukan itu dan meminta siswa secara sadar diri menentukan apakah hal yang dilakukan benar atau kurang benar dengan cara saya memberi beberapa pertanyaan. Misalanya :
    • Boleh saya mengatahui, apa alasan kakak melakukan itu?
    • Menurut kakak, apakah yang kakak lakukan itu menyenangkan?
    • Menurut kakak, apakah yang kakak lakukan itu menganggu orang lain?
    • Menurut kakak, apakah yang kakak lakukan itu benar atau kurang benar?
    • Menurut kakak, apakah ini perlu di lakukan lagi?

4. Memberi kesempatan pada siswa menjadi dirinya sendiri namun saya tetap mendampingi selama proses itu dan tidak mengharap semua siswa sama namun setiap siswa memiliki bintang masing-masing.

Aksi Konkret dalam Kelas

a. Pemimpin Doa

Pada minggu ini, sebelum belajar kita berdoa bersama-sama, biasanya doa tersebut dipimpin oleh ketua kelas. Namun hari ini saya sedikit mengubah, saya meminta ketua kelas menunjuk siswa lainnya untuk menjadi pemimpin doa masuk dan pulang.

setiap anak adalah pemimpin
setiap anak adalah pemimpin

Alasan mengapa saya melakukan itu adalah :

1. Melatih anak menjadi seorang untuk menentukan sebuah pilihan dan keputusan yang cepat. Tentu ketua kelas itu akan memikirkan siapa yang bisa memimpin untuk berdoa.

2. Memberikan kesempatan pada semua siswa merasakan sebagai seorang pemimpin meskipun didalam struktur kelas mereka tidak menjadi ketua kelas.

b. Mengunakan Handphone saat ujian

Salah satu filosofi KHD adalah bahwa pendidikan harus mempertimbangkan kodrat zaman dan kodrat alam.

Setiap ujian atau ulangan siswa membawa laptop ataupun handphone karena soal ada dalam LMS. Namun, ketika siswa membawa gadget memiliki prosedur yang harus ditaati dalam kelas. Misalnya, ketika HP tidak dipakai, HP tersebut diletakkan di meja guru. Alasannya adalah agar kegiatan siswa terpantau saat menggunakan HP di kelas.

Hal ini tentu sesuai dengan filosofi KHP, kami mengajar sesuai perubahan zaman tetapi kami masih menjunjung tinggi adap dan budaya sekitar kami.

 

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply